Jumat, 06 Mei 2011

SEPENGGAL M-I-R-I-S YANG TERSISA - ACI-Aku Cinta Indonesia

Seorang temanku melemparkan tanya di grup milis alumni, “Apakah Indonesia masih bisa melestarikan budaya wujud kerajaan dan keramahan bangsa seperti di Inggris ?” rupanya beliau ini terpesona dengan kultur budaya Inggris yang penuh kerapian dan keramahan bangunan dan pemerintahnya dalam menyelenggarakan pesta pernikahan Pangeran William dan Kate. Hm……pastinya seluruh dunia berdecak kagum melihat kebesaran keagungan kerajaan Inggris yang terawat rapih.

Tentu saja, negara-negara maju berlomba-lomba mempertahankan kemudahan, kesederhanaan dan merawat total bangunan bersejarah dan melestarikannya budaya dan peninggalan nenek moyang sangat dijaga /dipelihara , bukan nyontek budaya negeri asing yang beda alam dan budaya. Masing-masing negara punya identitas sendiri tanpa perlu menyontek budaya bangsa lain. Tentu sah-sah saja mengambil intisari isi negara tersebut, kenapa suatu negara itu indah, kokoh dan berjaya. Bukan menyontek abis kebiasaan penampilan/ideologi orang-orangnya. Hm..... pastinya budaya nusantara sangat kaya, seharusnya dilestarikan. Di negara maju , orang-orang bahkan tak segan mengeluarkan uang untuk masuk ke tempat-tempat bersejarah, sadar penuh demi menjaga dan merawat peninggalan sejarah .

Demikian pula dalam membangun suatu tempat perkantoran , fasilitas negara ataupun perumahan sudah diperhitungkan sedemikian rupa, sehingga unsur kualitas bangunan, fungsi dan efektifitas segenap bangunan dan isinya, kenyamanan, kekuatan, kefleksibilitasan bangunan dan kesederhanaan namun mempertahankan estetika keindahan sangat dijaga dan diperhitungkan masak-masak, harus ada ahli yang bener-bener AHLI bukan asal-asalan .

Sebaliknya semakin mundur dan terkebelakang suatu negara, semakin jor2an , semakin pamer bagian permukaan saja, isinya kosong melompong, fungsi tidak berjalan sebagaimana mestinya , yang dilihat adalah permukaan (luarnya gedung yang WAH..........sing ade ape de, ibarat tong kosong nyaring bunyinya) Paling gampang menilai sebuah gedung pemerintah itu OK or tidak, asal WC nya bersih dan SDM nya pelayanan ke rakyat nyaris sempurna barulah gedung itu ada artinya, dari sekian lama , mahap…. kubelum menemukan fasilitas negara dengan kriteria ini .....@miris.com

Kebetulan kubaru saja dari trip backpackers, melanglang sejenak di Flores,
kabupaten Manggarai Barat dengan alam yang masih murni dan elok, pelabuhan yang indah seperti Labuan Bajo namun sayang sekali , jalanan akses/ infrastruktur sangat benyah latig, SDM masih sangat jauh dari siap pakai, namun ada yang “wah…………!!!” Apa itu ? Gedung DPR baru berdiri dengan megah dan sangat mewah , dan di depan gedung DPR yang wah itu........ada rumah pejabat negara ,kata pemandu wisata itu rumah Bupati masih baru , seguede2 gambreng dan luas. Ketika melihat kenyataan jauh pasak dari tiang, ada yang bergejolak di dalam hati ini, sudahkah pelayanan terhadap masyarakat WEW alias MEMUASKAN? Hm…...kutakyakin, melihat kenyataan jalanan secara umum di Manggarai Barat menuju Ruteng ke daerah Indonesia Timur yang alamnya sangat elok, lebih parah dari Bali yang sekarang udah kriting benjal benjol gak keruan, rasanya di-rebounding juga gak bakal cantik manis, tetep aja kriting kruwil2.........kriwel-kriwel ach………… bagai benang kusut. Bagaimana ekonomi atau pariwisata bisa berjalan baik di tempat seperti ini ? oh…. rumput ijo royo , jawablah pertanyaan ini………!!!!

Kehidupan penduduk setempat ? juga masih jauh dari yang namanya sejahtera. Tempat tinggal yang kumuh, sampah-sampah unorganik , plastik dan tas kresek, botol beling berserakan dan bertebaran dimana-mana. Rusaklah alam cantik ini. Sejenak kuberkhayal, seandainya pembangunan di tanah yang masih alami ini diperhitungkan dengan mulia dan saksama , “Dari Pemerintah Untuk Rakyat, bersama-sama melangkah menuju dunia sejahtera dengan penuh kesederhanaan tapi kokoh”, aku yakin , pasti banyak orang Indonesia ataupun orang asing akan berlomba-lomba pindah ke Flores ini. Pulau alami yang seharusnya masih bisa dihias sederhana , bukan dipoles menor. Bukankah pajak rakyat bisa digunakan untuk hal-hal nyata seperti ini , bukan untuk plesir-plesir anggota dewan gitu. @mual.com

Namun kenyataannya , dengan tingkat mental dan kualitas moral manusia2 yang punya ide mendirikan rumah juga gedung seguede2 gambreng dan semewah itu , sedangkan infrastruktur daerah itu masih “jauh panggang dari api" sepertinya tidak akan bisa memikirkan pelestarian kebudayaan daerah tertentu (contoh lain peninggalan Belanda di Singaraja dihancurkan, bukannya diperbaiki lalu digali crita sejarahnya) tapi dihancurkan dan bata2nya sekarang dijual..........(untung buat pengais rejeki , menjual bata bekas jaman Belanda, karena kualitas batanya berbeda, lebih kuat menurut kabar koran,namun buntung bagi pemerintah yang seharusnya bisa mempertahankan nilai sejarah dari bangunan Belanda yang tersisa)

M-I-R-I-S!!!!!!!!!!!................mau liat lebih wah lagi ?
Di Balipun ada, gak usah jauh2 , gedung PUSPEM-pusat pemerintah Badung di Sempidi sana yang bener2 lebih hebat dari hotel bintang 5, tlah menjadi kerajaan yang tersembunyi , silahkan berjalan2 di sana, kalo pagi hari dan sore banyak orang olahraga di sekelilingnya , itulah kerajaan yang sebenarnya di negeri ini ,bukan peninggalan sejarah , tapi pembuatan sejarah baru dengan moral KKN (bukan Kumur-Kumur Nyemprot lho…..) begitulah kenyataannya .......kasiman paijo ......judul negara ini lama-lama adalah negara BENYAH LATIG (=hancur lebur) , yang terlihat sekarang ini , semua penuh polesan yang "wah" bagian permukaannya, tapi isi tambal sulam. Ohhhhh………..
Apa yang harus dilakukan ?

Kesadaran perubahan pandangan nilai-nilai hidup dalam masyarakat.
STOP jor-joran, hidup sesederhana mungkin, barang seperlunya saja.

Pertama, sosialisasi dari Pemerintah ke masyarakat, di Bali bisa melalui kepala desa dan kepala adat, banjar-banjar digalakkan kata “persatuan” bersatu kita teguh bercerai kita runtuh, selalu mencari solusi damai yang masuk akal, dalam setiap pertikaian/perselisihan pendapat, tanya para ahli . Di Flores aku gak terlalu tahu, mungkin bisa melalui tempat-tempat ibadah lalu sosialisasi ke KK masing-masing dan sekolah-sekolah.

Kedua , menggalakkan peranan Departemen Pendidikan, DPR , sekolah, media masa , TV terutama seharusnya MENDIDIK , memberikan ruang /acara KULTUR KEBUDAYAAN yang harus dipertahankan, TV bukanlah ranah buat cerita2 anarkis dan juga jor2an /infotaintment ,gossip RT selingkuh dll, OMG again hahahaha....hik hik hiks sambil tertawa , aku menangis.

Ketiga ,keempat dan selanjutnya silahkan ditambah sendiri, belum kepikir.

Ya…..daripada aku ngedumel , ada bagusnya kusharing sejenak, siapa tahu bisa berguna ?Merenung lagi ach……sapa tahu ada lowongan jabatan, jadi "Menteri Protes atau Menteri ""Kebersihan"" , huahahaha..... @mimpi.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar