Minggu, 31 Juli 2011

REIYUKAI

REIYUKAI =spirit of friend

Tentang REIYUKAI, apa sih Reiyukai itu sebenarnya?

Terjemahan dalam bahasa Inggris “SPIRIT OF FRIEND”.

Reiyukai bukanlah suatu agama yang menjelaskan hubungan antara manusia dan Tuhan Pencipta-nya, namun suatu implementasi nyata ajaran hidup filosofi Buddha(kumpulan orang-orang /keluarga besar yang lebih mengutamakan hubungan antar manusia sebagai suatu the way of life menjadi peta/ pegangan saat ada masalah , ajaran intinya adalah bahwa kita akan berbahagia , bila kita bisa membahagiakan orang lain dengan cara melakukan perbuatan baik bersama, saling bantu dan bergotong royong dalam kehidupan sehari-hari.

Dan filosofi ini hanya bisa dialami sendiri bukan diajarkan/mengajarkan tapi dengan langsung mengalaminya sendiri akan merupakan guru yang terbaik.

Dalam keluarga Reiyukai akan saling menjadi mutual partnership dalam kehidupan nyata, karena masing-masing akan/telah mengalaminya sendiri.

Intinya :

1) Secara umum yang terjadi di dunia ini adalah menyalahkan dan meng-kritik orang lain, membenarkan diri sendiri, orang lain SALAH, dan sendiri BENAR. Dalam pelatihan Reiyukai akan mengenali karakter buruk dalam diri masing –masing dan berusaha merubahnya menjadi lebih baik. Kita tidak bisa merubah orang lain, tapi dengan mengubah diri sendiri, maka lingkungan di sekeliling pasti akan berubah , dan ini sudah pasti. Mungkin tidak secara instan, tapi perlahan dan pasti akan ada perubahan menuju ke arah yang baik.

2) Manusia masing-masing percaya pada Tuhannya(agamanya masing-masing), tidak dipungkiri masing-masing pribadi diciptakan oleh Tuhan dan lahir ke dunia ini dengan perantara orangtua/leluhur. Kita tidak bisa memilih orang tua kita, mereka juga tidak bisa memilih siapa yang akan menjadi anaknya, baik atau buruk, namun apa yang menjadi berkatNya haruslah kita syukuri, hormati dan dirawat baik-baik, demikian pula leluhur kita yang sudah tidak ada lagi di dunia ini, janganlah melupakan budinya. Ingatlah, tanpa mereka , kita tidak pernah ada di dunia ini.Tanpa ada rasa syukur pada leluhur dan orang tua kita, mustahil doa kita akan dikabulkan Nya.

3) Mengikuti agama sesuai dengan keyakinan masing-masing adalah suatu hak yang dimiliki oleh masing –masing manusia, namun karena suatu alasan agama lalu sampai ada perang tentunya ada yang salah dalam mengartikan/implementasi agama . Tuhan yang kita hormati tidak pernah mengajarkan hidup “berpusat pada diri sendiri”. Apalagi sampai merusak/menghancurkan orang lain sudah tentu ada yang salah. Agama apapun itu selalu mengajarkan kebahagiaan untuk semua orang, bukan untuk diri sendiri , pribadi maupun satu golongan, tapi hidup bersama secara damai . Pelaksanaannya seringkali berbeda, karena faktor egois mau menang sendiri dan pendidikan dalam masyarakat yang masih rendah kualitasnya . Sebagai seorang MANUSIA maka masing-masing pribadi dalam kehidupan masyarakat haruslah berusaha bersama, bersatu hati memperbaiki masyarakat dan akhirnya negara menjadi kuat dan baik.Melalui Reiyukai berlatih untuk mendahulukan kepentingan orang lain di atas diri sendiri.

4) Masing-masing orang punya kesempatan untuk merubah dirinya sendiri. Dengan tenaga dan energi yang ada masing-masing pribadi punya tanggung jawab dalam masyarakat ini. Hal-hal yang tidak kelihatan, setelah mengikuti program pelatihan filosofi Reiyukai ini akan terlihat. Misalnya bila kita melihat sebuah botol dengan kasat mata dari berbagai sudut pandang , maka terlihat berbagai macam bentuk. Namun dengan belajar filosofi Reiyukai, lama kelamaan kita terlatih untuk melihat segala sesuatunya dengan mata hati tanpa perlu memperdebatkannya lagi. Contoh dalam implementasi kehidupan sehari-hari , bila kita melihat keburukan orang lain, janganlah ikut-ikutan untuk membicarakan keburukannya, tapi lihatlah berbagai kemungkinan tentang orang itu. Karena kita semua mempunyai berbagai karakter yang berbeda, kapasitas dan talenta masing-masing tidak sama satu dengan lainnya. Bila kita saling bersatu, maka akan seperti karakter “orang” dalam huruf kanji Jepang/China “hito”, bila satu garis dihilangkan, maka tidak akan ada artinya, sebagai manusia makhluk sosial haruslah saling topang menopang bantu membantu, manusia tidak bisa hidup sendiri.

5) Percaya hubungan sebab akibat, bila kita berbuat jahat, pastinya perbuatan itu akan kembali pada kita sendiri. Siapa yang menabur , dia akan menuainya. Juga dengan berusaha membantu menyelesaikan masalah orang lain, maka kita sudah menyelesaikan masalah diri sendiri.

6) Menyebarkan filosofi Reiyukai ke seluruh dunia. Sehingga hubungan manusia di dunia ini akan menjadi lebih baik lagi dengan meng-implementasikan filosofi ini dalam kehidupan sehari-hari.

7) Melakukan Michibiku , perekrutan member. Memperlakukan member sebagai cermin diri dan turut berbagi dalam pengembangan diri member.

8) Melakukan sembahyang pribadi setiap hari pada leluhur untuk kebaikan dunia.

9) Melakukan pelatihan, naik gunung Shichimenzan= gunung 7 rupa di Shizuoka (ketinggian 1900 meter) sambil mengucapkan mantra /okyo= Namu Myo Horenge Kyo, menginap di vihara Nichiren dan berdoa Mantra Sutra dan bersama seluruh peserta di sana.

Namu=membagi, Myo=keajaiban, Ho=kebenaran, Renge=Bunga Lotus, Kyo=benang/buat barang.

Sesaat kembali ke habitat no 2, Jepang

10 hari.... penuh kesan dan pesan. Serasa kembali ke habitat ke 2, tentunya saja habitat pertamaku- my homeland BALI dan kembali ke Jepang as my second homeland, ada rasa missed dengan makanannya yang rasanya soft, lalu kebudayaannya , ada suka ada gak nya juga, tapi selalu memikirkan orang lain terlebih dulu sebelum diri sendiri, merupakan satu kebudayaan Jepang yang sangat kuhargai, kusukai dan merupakan daya tarik magnit yang kuat bagiku . Hm begitu ada tawaran jadi penterjemah , segera saja kutrima, hehehe…..

20 Juli 2011 Rabu

08:30 Pesawat mendarat dengan mulus di Kansai AP , walaupun menurut berita taifun akan datang menyambut kami, ternyata hanya mendung. Syukurlah. Gak kebayang kalau ada taifun pastinya keberangkatan akan tertunda. Kami ber 4, Dewi, Dong Mon, Wayan dan Gede dijemput oleh Mr. Masunaga , Direktur Reiyukai 8 th branch dan Mr. Miyachi. Ada 2 teman Nepal yang pesawatnya tiba bersamaan, Rajiv dan Bhinendra.

Hm…..kuhembuskan nafas kuat-kuat , setelah 5 tahun tidak menginjak Osaka lagi, tak ada yang berubah. Semua masih tetap sama, kendaraan rapi jali, beraturan , mobil tanpa cacat dan jalanan yang mulus. Tidak ada sampah berserakan, Bersih dan rapih. Hm…..tentu saja beda dengan Bali, ya…..tidak bisa dibandingkan , masing2 punya kekurangan dan kelebihannya. Dimana bumi dipijak disana langit dijunjung. Kami menuju Habikino Osaka, di Minorikan tempat kami menginap . Kami diajak mampir makan takoyaki dan minum calpis soda, lalu lebih kurang jam 11 kami tiba di Minorikan. Pintu gerbang terbuka secara otomatis. Terlihat bangunan hall yang besar dan spektakuler, aku tidak melihatnya sebagai kuil , walaupun dalamnya tertata seperti campuran antara gereja dan kuil.


Kami masuk ke dalam penginapan di sebelah hall tersebut, sangat bersih dan rapi. Semua peserta diajarkan menggunakan peralatan /perabot dengan rapi . Selesai mencuci tangan, kami harus mengelap air di wastafel dengan lap handuk yang telah disediakan. Supaya orang lain yang akan menggunakan wastafel merasa nyaman. Ya….. kenyamanan di Jepang adalah segalanya. Untuk itu, kita harus mengembalikan segala sesuatunya sesuai dengan semula. Tidak menunggu orang lain untuk melakukannya, tapi setiap pribadi yang memakai , haruslah berlatih mengembalikannya. Mungkin untuk orang asing , ini terasa sangat merepotkan, namun bila dilakukan setiap hari, tentunya akan menjadi kebiasaan yang baik.

Bertemu pertama kali dengan Mba Ita yang datang dari Jakarta. Selesai makan siang curry rice di dining room, kami diajak pergi ke hotspring/onzen. Wah ini dia yang kutunggu-tunggu, huh…badanku gak sabar menanti ayunan/semburan air panas jacuzzy. NOBEHA (pastinya mudah diingat, hehehe) nama tempat pemandian air panas alami itu. Tentu saja , tempat mandi wanita dan pria berbeda. Teman-teman yang belum pernah masuk ke Hotspring kaget dan malu2 , karena di sana harus bugil semua. Kami membasuh tubuh dulu sebelum menikmati berbagai macam hotspring , ada yang herbal, ada yang hanya airpanas, ada yang di tong-tong seukuran tubuh manusia dll. Pokoknya KIMOCHIIIIIIIiiiii………aliasa nyaman dan fresh. Seluruh linu dan pegal-pegal hilang semua, aliran darah terasa lancar. Hm….senangnya.

Usai hotspring, kami kembali ke Minorikan dan berkenalan dengan teman-teman lain yang datang dari India, Ami, Kakuli, Atul, Surendra. Lalu dari Korea, Park On Ju, Lee Jeom Sun dan Park Eun Joo. Dari Taiwan ada Mr Lee dan Liu san. Dari Philipina ada Lilybeth, Madel, Sava, Nava, Elfie, Marieta, dari Bhutan ada Kesang dan Namgay, lalu Srilangka 2 orang dan Chintaka, dari Amrik ada Ramon, peserta termuda , 17 tahun saja, tapi sangat brilliant dan sangat sosial. Beda banget umur 17 tahun di Amrik dan Indonesia ya, Ramon sangat mandiri dan sudah bisa berpikir dan berpendapat sendiri, gak beda sama orang dewasa lainnya. Kualitas pendidikan sekolah , keluarga dan masyarakat memang sangat berpengaruh membentuk kepribadian seseorang. Total peserta overseas 20 orang.

Berkenalan satu dengan yang lain secara pribadi. Mengesankan. Suara Elfie si Pilipino menyanyikan lagu Sana Ikaw – Tagalog song bagus sekali, phew….

21 Juli 2011 Kamis

08:00 BFS roti dan telur, lalu membaca Sutra di Main Hall, say hello untuk para ancestor masing2, berkenalan dengan para staff Reiyukai 8 th branch, lalu orientasi dan pengarahan pendakian gunung .

13:00 Makan siang RAMEN chasiu, maknyus…….nyam nyam, pasti gendut dah 10 hari ini, hehehe…..

14:00 Sedikit rapat dan persiapan naik gunung

17:00 Departure dari Habikino Hall ke Shin Osaka dengan bis. Makan malam ramen lagi sambil menunggu beberapa staff yang akan ikut mendaki gunung Shichimenzan. Sempat window shopping sebentar di Umeda, tapi sialnya gak bawa duit, sehingga tidak bisa belanja apapun, hanya melihat saja, hm…kuyashi=penasaran, ada banyak barang yang dititipkan dan juga ingin kubeli tapi gak bisa. Ya…. udah pasrah aja, semoga nanti ada kesempatan belanja. Latihan menahan keinginan. Phew.

21:00 Perjalanan lanjut menuju Shizuoka, Minobu city. Zztstststs….zzzzzz…..bobo manis.

22 Juli 2011 Jumat

4:40 Tibalah kami di Minobu City, setelah berdoa bersama 400 peserta lainnya, kami makan pagi ala Jepang, banyak teman-teman overseas yang tidak bisa menikmati BFSnya. Tentu saja makanan Jepang di desa berbeda , sangat alami dan rasanya hanya manis atau asin, akhirnya semua lari ke tempatku, jadi tong sampah pagi ini, hehehe…..enough, kenyang. GB me…. bisa makan tanpa masalah.


6:00 Translator machine dibagikan, oya …sampe lupa aku dateng ke sini bertugas sebagai penterjemah ya, saking asyiknya.Masing-masing dibagikan tongkat karena kota kecil ini yang banyak memorial & spiritual place, juga banyak tanjakan dan turunannya. Pertama, kami berjalan mengunjungi tempat Nichiren Bodhisatwa , lalu ke Kuonji Temple, lalu ke Jotakuji. Perjalanan lumayan jauh, lututku sudah berasa senut-senut dan kreyot-kreyot, besok mendaki gunung pula, apa sanggup. Ada kekuatiran ,juga malu dan rasa takut gak sanggup mendaki, inget terakhir di Brumbun Valley di Taman Nasional udah kewalahan, apalagi mencapai ketinggian 1900 meter, apa gak sadar kekuatan diri ? kalo lutut gak cidera sih sapa takut, ini sakit begini , NEKAT !!! rada2 keder juga sih……hm….masa aku ikut mendaki sih, uh,……. udahlah pasrah aja, what ever will be , will be aja dweh!!!!! Kepalang tanggung……..

Kami naik ropeway menuju Shinkake Temple, hanya 7 menit saja, kalau jalan kaki akan ditempuh dalam waktu 2 jam. Tanjakan sangat tajam, gak kebayang , dulu si pendeta Budha itu naik turun gunung , melakukan perjalanan tersebut setiap harinya untuk berdoa demi orang tua dan leluhurnya. Selama perjalanan , kami juga diminta utnuk mengingat orang tua, leluhur dan mendoakannya.

13:00 lunch yang maknyus , semua tersenyum 2 dapet gorengan udang di penginapan. Terlihat semua lahap makannya. Selesai makan, perjalanan masih dilanjutkan ke Sumise.

15:30 Tiba di Sumise, walking up to Hagoromobo-shi , capenya. Pake nyanyi Namu Myo Horenge Kyo, mantra ini kemanapun tak terpisahkan.

16:45 sampai di Lodging House. Grup kami terbagi 2, Indonesia, bergabung bersama Nepal, India dan Bhutan dan Amrik. Kami membereskan barang –barang bawaan, lalu membaca Sutra, makan malam dan mandi, waktunya tidur. Grup kami terdiri dari Ami, Kakuli, Asaji san, DM , Dewi dan Mb Ita.Di sana sini terdengar suara orang balapan ngak ngik ngok alias ngorok, hahaha…..pada kecapean semua.

23 Juli 2011 Sabtu

03:30 Wake up, wah ngantuknya, tapi sudah harus siap-siap mendaki gunung, badan masih terasa lelah, terasa meriang-meriang juga, please dweh, my body jangan demo dong …….saat kaya gini, jaga muka bos mu ini loh, OMG, masa teler? Gak lah, harus tetep semangat 45 lah. YES! Nti lah waktu pulang , bole lah demo, OK ….DEAL my body…..sippppp……

05:30 start climbing the Shichimen mountain. Sepanjang perjalanan ada 5 tempat istirahat dan 50 batu peringatan yang harus dilalui. Di peristirahatan ke 2 Mb Ita sudah tidak sanggup melanjutkannya. Dengkulku juga terasa mulai protes, wew….mana senut-senutnya mulai menjalar lagi, tapi aku teringat dengan nasihat Miyachi san untuk membaca Okyo-sutra Namu Myo Horenge Kyo, karena gunung ini penuh kesakralan, pastinya sesuatu "miracle" terjadi. Aku percaya, bahwa di dunia cosmos ini pastinya ada kekuatan yang tak terlihat oleh kasat mata kita. Mungkin berupa energi, apapun bentuknya, aku percaya dan yakin aku akan sampai di atas, walopun dengan babak belur. Di depanku ada Kezang si Bhutan yang menyanyi sedemikian kerasnya. Di sebelahku ada Namgay, wah... jadi tenang aja, mereka adalah trekker2 Bhutan pegunungan Himalaya, pastinya medan di Shichimenzan tidak ada artinya, suara mereka begitu keras dan dinyanyikan penuh perasaan . Ruarrbiasa, semangatku juga terbakar. Belum lagi pendakian ritual ini sangat bersahabat, baru jalan 10 menit sudah CHOI CHOI alias istirahat, supaya tidak ada jeda, dan satu sama lain kompak saling tunggu, tidak ada yang saling mendahului. Ada hampir 500 orang laki2 yang naik gunung kali ini, besok baru grup wanita yang akan naik. Ketika ada pendaki gunung lain yang ingin naik, maka panitia saling memberitahu, untuk minggir dan memberikan jalan bagi pendaki lainnya . Ruarrrr biasa, disiplin, inilah Jepang. Inilah Reiyukai. Memberikan orang lain terlebih dulu, baru diri sendiri. Aku merasa nyaman dan sungguh menyukainya. Kepentingan umum nomor 1, alangkah bedanya dengan di Bali, jalan raya/jalan umumpun akan distop untuk kepentingan upacara, embel2 agama, hm……beda moralitas. Aroganitas dan kesadaran untuk mendahulukan kepentingan umum makin tipis saja, dadaku terasa miris. Begitulah kenyataannya.

6 jam setelah pendakian akhirnya kami tiba di puncak gunung Shichimenzan. YES!!!!!!! Akhirnya semua tiba dengan selamat kecuali Mb Ita, karena kondisi tubuhnya tidak memungkinkan untuk tiba di puncak. Apa boleh buat. Namun kami turun lagi berjalan sekitar 5 km, melihat danau dan bersalam ria di temple di bawah gunung, depan Fuji Mountain . Huh …bener2 cape banget dweh…….makan siang sangat hambar, karena di sini puncak gunung dan temple Nichiren tentunya makanannya semua vegetarian, hanya ada nasi putih, sayur lobak dan asinan. Tapi selain orang India , Bhutan, Nepal yang terbiasa hanya makan rasa curry, tentunya amat sangat tidak terbiasa makan makanan ala kuil begini, kami lainnya semua makan lahap. Ya…. kalo gak mau sakit, harus makan, apapun rasanya. Bersyukur masih ada makanan di puncak gunung. Hm…..kenapa tidak bisa menghargai orang yang sudah bersusah payah menyediakan makanan ya……..


15:00 ceremony di puncak gunung tempat Reiyukai mendirikan monumen Kuji Practice, kami peserta pertama kali , diperkenalkan ke para biksu di sana , para ancestor dan ke seluruh peserta lainnya. Lalu diskusi dan forum determination setelah mengikuti acara training ini. Tidak terasa , waktu berjalan terus, acara lanjut dengan makan malam dan masih berlanjut dengan doa yang sahut menyahut , terasa ada suatu kekuatan luarbiasa yang menusuk dan menyebabkan beberapa teman seperti Dewi menangis dengan sedihnya, tanpa disadari, airmatanya mengalir dan mengalir. Dia sempat panik, tapi kusuruh untuk berdoa pada Tuhan YME dan bila memang itu energi negatif mintalah supaya segera enyah, namum bila energi positif mintalah bantuan untuk memberi kekuatan , akhirnya dia menjadi lebih tenang. Menurut Asaji san pembina kami, di puncak gunung ini sangat sakral, jadi ada kemungkinan leluhur Dewi menyapanya langsung, hm….ya who knows….

20:00 Tanpa mandi, karena perempuan dilarang mandi di Nichiren kuil ini, kami hanya cuci muka tanpa sabun (sabun tidak diperkenankan, entah kenapa) jadi kami hanya sikat gigi dan langsung tertidur kecapean.

24 Juli 2011 MINGGU

03:00 Kami pergi ke puncak gunung , di depan Fuji Mountain. Udara terasa sangat dingin menusuk, hampir sejam kami dilatih berdoa dan posisi berdoa diperbaiki . Begitu indah terdengar, saling bersahut-sahutan dalam kegelapan pagi dan aku tidak mengerti, buluku merinding , tanganku bergetar dan begitu terangkat, lalu airmata juga mengalir , terasa begitu sedih dan tidak bisa menahannya secara sadar, airmata merembes turun, terbayang wajah kakek nenekku yang udah RIP, airamata bertambah deras.Di sampingku lebih keras lagi getaran tangannya, di belakangku ada Kezang dan Namgay, angin getaran tasbihnya terasa menari-nari di belakangku, pastinya mereka juga mengalami hal yang sama denganku. Sensational ? ya…..terasa dada berdetak kencang dan hm…….ada 9 orang peserta pertama naik gunung yang mengalami hal ini, selesai acara terasa begitu damai dan hangat, goraiko, matahari pagi muncul di sebelah gunung Fuji, kali ini airmata sadar turun tanpa bisa ditahan, adakah keindahan lebih dari melihat dengan mata kepala sendiri. Banyak peserta yang sudah berkali-kali naik gunung namun jarang bisa melihat sunrise karena tertutup awan tebal di sekeliling gunung, sungguh kami terberkati bisa melihatnya sendiri, namun tak lama kemudian matahari bersembunyi di balik awan. Aku menundukkan kepala mengucap syukur atas berkat ini, banyak peristiwa bercampur aduk dalam kehidupan ini dan salah satunya ini juga merupakan satu proses dalam perjalanan hidup. Mau dibawa kemana hidupku ini , just flow as a water. Who knows, wong aku disuruh jadi interpreter , lha koq malah aku sendiri yang mengalami hal2 ini dst……

Ambil foto sana sini, kembali ke ruangan untuk makan pagi, memberikan penghormatan dan rasa terimakasih pada para biksu di sana dan kami semua mulai menuruni gunung Shichimenzan. Dibandingkan naik, medan turun lebih berat, sungguh bersyukur ada tongkat yang siap menopang langkahku. Sepnajnga perjalanan kami berpapasan dengan anak-anak dan grup wanita lainnya, mungkin ada sekitar 400 orang, saling memberi semangat satu dengan lainnya.

Beberapa peserta , Surendra dan Ami mengalami cedera, dan aku…….. Puji Tuhan Halleluya, tidak satupun terjadi, selamat tiba di kaki gunung dan rasanya puas , lega dan plong, kami disambut teman2 lainnya yang tidak ikut naik gunung. Thanks God….thanks my ancestor yang pastinya sudah membantu diriku menyelesaikan perjalanan pendakian kali ini. Kalo teringat dengan lutut yang goyah dan rasa sakit yang menusuk, sungguh suatu hil yang mustahal , untuk bisa naik gunung ini. Ya …..energi itu ada, kita yakin dan berdoa pasti semua terselesaikan dengna baik, sungguh Puji Tuhan , Halleluya. Again & again….

Kami tiba di penginapan, mandi , bersih2 , makan siang dan lanjut pulang dengan bis ke Habikino. Pelatihan telah usai.

25 Juli 2011 SENIN

Grup 1 tinggal di Minori kan untuk ikut seminar Reiyukai bagi pemula , masing- masing menceritakan kesan dan tujuan nanti pulang ke negara masing2. Semua secara umum merasa sangat bersyukur bisa ikut program pelatihan ini dan ingin bersama mengembangkan Reiyukai di negara masing-masing.

14:00 keasyikan berdiskusi sampai semua telat makan siang, begitu selesai makan siang kami bersiap-siap naik kereta ke Todaiji Temple di Nara, hujan turun membasahi bumi dan kami semua jadi ikut berbasah-basah ria. Wah ….semoga gak teler aja nih, selain kaki yang sakit, meriangku sudah menghilang entah kapan. Hm….

18:00 Dari Todaiji kami mampir sebentar ke Hyakin shop, wah….. borong deh, sayang barang yang kuinginkan tak tersedia di sana. Ini pertama kalinya belanja , acara sedemikian padat sehingga tidak sempat keluar untuk berbelanja. Menelpon temanku tidak sempat. Di sekeliling Minori kan tidak ada toko ataupun telpon umum. Hm….apa bole buat.

26 Juli 2011 Selasa

Berangkat menuju ISE Jingu atau Ise Shrine. Marina chan anak Misako san berumur 6 tahun , lucu dan ikut sepanjang perjalanan nempel terus , demikian pula adiknya Yuki Kun, mungkin melihat drama “paku2 kun” alias sneakers ku yang menganga, jadi nempel terus, hahahha……..


Air di sungai di sini sangat jernih, tiap orang Jepang dalam setahun pasti datang mengunjungi dan berdoa di Ise Shrine ini. Perjalanan lanjut menuju batukarang pasutri iwate, para Bhutanese si Kezang dan Namgay yang sepanjang hidupnya hanya melihat pegunungan Himalaya begitu panik melihat air laut dan mereka mencicipi air laut, dan ……..
A-S-I-N !!!!!! teriak mereka, sungguh bersyukur kami yang lahir di Bali, bisa merasakan air laut, berendam ,snorkling bahkan mencicipi tersedak oleh air laut, bila aku mati dan lahir kembali, kalo memang boleh, aku mau lahir di Bali lagi, hehehehe…..mereka memang kuat di gunung, namun mereka tidak mengerti berenang, baru tahu air laut, makan udangpun terasa aneh di lidah. Namgay tidak bisa makan gurita, lalu kata Kezang, “ya sudah….. anggap aja kamu makan tali sepatumu!” hahahha…….barulah si Namgay berusaha menghabiskannya, semua seafood terasa aneh bagi mereka. Hahahahha…..aya2 wae, masih banyak lagi kebiasaan2 negara lain yang ajaib2 , hahahaha, pokoknya seru ajah!

Makan siang yang mewah. Udong plus seafood, wew……manstabbbb, makanan termewah sepanjang perjalanan ini, nyam nyam nyam, matapun jadi merem melek menikmati hidangan yang tersedia. Maknyus oiiii……..

27 Juli 2011 Rabu

9:30 Selesai BFS , berangkat untuk Outdoor Activities, fishing and BBQ, wew….panitia sungguh berusaha menyenangkan kami semua, sungguh bersyukur. Miyachi san sangat konsen melayani kami semua, dari A hingga Z, sungguh terasa nyaman dan tenteram. Kami memancing di Takigata, kawachi Nagano, ikannya adalah AMAGO si teng2 zakana , ikan air tawar totol2 yang hanya bisa hidup di air bersih. Ikan air tawar yang paling lezat menurutku. Tidak ada bau amis dan juga tidak ada rasa tanah. Ikan ini tidak dijual di supermarket, rasanya gurih,hm……. yang terpancing cukup banyak. Atul banyak mendapatkan ikan. Pesta !!!!!!!! Ruarrrbiasaaaaaa……..nikmat sekali dah….sepertinya ini bukan pelatihan, tapi lebih seperti tamasya. Wew…suasana begitu akrab, kami menyanyi, menari bercanda dan tertawa, hm…. walaupun beda bangsa dan bahasa, tapi “as human being” tetep dengan “L-O-V-E” bisa bersatu dan saling membantu.

15:00 Kembali ke Habikino Hall, siap-siap untuk Welcome Party , siap-siap menyanyikan lagu Bengawan Solo…….Ada banyak sushi, puassssss dweh makannya, perut jadi gendut !!!! nyam nyam nyam…..

28 Juli 2011 Kamis

06:00 berangkat menuju Miroku san, 8 jam perjalanan. Ini adalah gunung pribadi Reiyukai tempat bersemayamnya para Reiyukai founder, ketinggian 850 meter dari permukaan laut. Suasana hening dan nyaman. Sepi sekali, hanya ada rusa sesekali memperlihatkan diri. Selain member Reiyukai, maka tempat ini tertutup untuk umum. Bila mau masuk, harus diantar oleh member lainnya. Selesai makan malam, acara lanjut dengan berdoa, seminar forum dan diskusi diantara seluruh peserta hingga jam 21:00 , lalu berendam di ofuro dan bobo manisssssss……..

29 Juli 2011 Jumat


06:00 Masing-masing peserta memakai baju daerah, ough untung Mb Ita bawa baju daerah 2 pcs, kalo gak aku gak pake baju daerah, lalu sepatu terpaksa minjem punya Atul si India, abis sneakerku sudah menganga, lagian pake kebaya masa pake sneaker sih, hahahahha………..malu dweh!!!
Mirokusan ceremony menceritakan determinasi masing2 peserta negara, lalu berkeliling Miroku san dan jam 13:00 berangkat menuju Shakaden Tokyo (pusat tempat berdoa). Tiba di Tokyo Azabu, ada special program untuk overseas member of 8th branch dan ketika pintu penutup dibuka dengan sound track yang begitu lembut dan mendayu-dayu, diiringi oleh lampu2 yang berpijar sedemikian indahnya, perlahan terlihat sosok patung Bodhisatwa. Entah bagaimana, terasa ada hawa halus membuat airmata kembali mengalir, sungguh tersentuh melihat , mendengar dan merasakannya sendiri, mungkin melalui ceritaku ini tidaklah menggetarkan hati, namun bila ada di sana pada saat dibuka, aku yakin pasti rasa haru biru akan merasuk dan menggetarkan, beberapa teman mengalami hal yang sama. Ami membaca SUTRA dengan suara yang sungguh indah, klop dah , upacara berakhir dengan indahnya.

Malamnya kami beramai-ramai ke Akihabara, electronic market, beberapa belanja di sana, aku mencari toko barang yang akan kubeli, tapi tidak ada, pasrah deh. Lanjut ditraktir ke Oedo Onsen Monogatari. Hot spring termewah di Tokyo, setelah mengganti baju masing2 dengan yukata , kami berkumpul di ruang tengah, bebas memilih makanan yang kami suka, dan membayarnya dengan kunci locker berkode , begitu makanan sudah siap, maka kunci di tangan kami akan berbunyi dan menyala. Ruarrrrrbiasa, semua terkaget-kaget dan terheran-heran…… Memang Jepang sangat canggih. Huahhhhhh…….puas ber onsenria ……..

Grup Indonesia digabung bersama grup Korea, bersebelahan dengan Philipina. Besok kami semua kembali ke negara masing-masing, namum 10 hari bersama sungguh sangat berkesan, rasa terimakasih tak terhingga padaMu Tuhan memberikan kesempatan ini, para ancestor dan juga temen2 semua yang sudah mau bergabung dalam kesempatan ini, seruuuuu……sampai jumpa dalam kesempatan atau proses berikutnya.

N-A-M-U M-Y-O H-O-R-E-N-G-E K-Y-O
I devote my self to the sutra of the lotus blossom of the marvellous law
N-A-M-U M-Y-O H-O-R-E-N-G-E K-Y-O

Minggu, 10 Juli 2011

SNORKLING BIASA & TREKKING RUARRRRBIASA!!!! .....OMG.....

Pagi masih berselimut gelap, di sepanjang jalan, terlihat para lansia yang lagi berolahraga menggerakkan dan menggoyangkan tubuhnya , ada yang ke tengah jalan pula, yackssss……., anak-anak muda saat itu pastinya sedang mimpi di pulau kapuk…….hm…mana abis nonton horor malemnya, alamak, imajinasiku bergerak bebas berantakan ke sana sini. Hm…..jujur rasanya seolah berada di kota zombi, hiy hiy….

Jam 6 teng teng teng teng teng teng …..semua dah berkumpul dan siap berangkat. Dong Mon, Lulu dan Kris ikut mobil Bli Kumis Gana, Arum, Rudi , Devi ikut Mr.Strong(er) than me ……Holi Olly dan 2 temen bersama dalam Karimun Deni. Siappp, gerak maju , brangkatttt! Eng ing eng…….wuzzzz…….

Berangkat ke Labuan Lalang melalui Bedugul , Gobleg, Munduk lalu Seririt. Di tengah perjalanan , mampir untuk beli pia Baturiti dan selanjutnya istirahat sejenak di Desa Gobleg, sayang sekali , warung kopi masih tutup, udara dingin, tapi kabut mulai malu dan melenyap, kami lanjut saja ke Labuan Lalang. Tentu sepanjang perjalanan dipenuhi dengan ngalor ngidul sana sini, seru dan menyenangkan pastinya. Saling berbagi pengalaman hidup tentunya sangat menyenangkan. Pengalaman yang tidak kita alami sendiri, gut or bad, tapi dialami oleh teman dan membaginya untuk kita , tentunya sesuatu yang sangat berharga. Pastinya menambah wawasan-lah. Hm……

Perjalanan 3 jam dan akhirnya jam 09.30 tiba di Labuan Lalang , sudah banyak orang di sana mau menyebrang sembahyang Purnama ke Pura di pulau Menjangan, dan masih dalam rangka Galungan .

Terasa cacing perut meronta minta diisi, sembari menunggu Rudi cs yang lagi ngambil ransum makan siang di Men Tempeh, segera saja kami melahap nasi jenggo yang harganya gak cenggo lagi, tapi berubah jadi nasi cit-ceng=7000, di warung tempat si Ibu (namanya lupa(?) tempat biasa kami makan, tetep maknyus. Hanya saja , bau minyak goreng ikan d***** yang dipakai, membuatku mual, banyak restoran di Indonesia yang tidak perduli dengan bau minyak goreng ini, walopun banyak turis yang komplin karena bau minyak ini, aku yang produk lokalpun sangat anti bau ini, sekalinya masuk lalu keluar restoran yang pakai minyak goreng ini, maka seluruh tubuh berikut rambut akan bau minyak ini.
Oooemmmjiii……!!!! Mual…..!!!!Ach…Ehhh… Ough…..!

10:15 Rudi tiba dengan jatah lunch ayam betutu Men Tempeh, dan kami naik kedua boat terpisah, masing2 grup Bli kumis, Rudi, DM, Lulu , Kris , W2, Anna, Ari & Ella (8 tahun)peserta termungil dan terkecil dari grup ini dalam 1 boat, sedangkan grup Strong, Arum, Devi, Holi, Deni, 2 temannya (mahap, aku lupa nanya nama dara2 jelita ini….) Dara & Jelita aja ya…xi xi xi… dalam boat yang lain. Menuju ke Menjangan Island.

Wew…..birunya permadani laut, lepas bebas, hijaunya pemandangan di sepanjang pesisir Taman Nasional Bali Barat memang menyegarkan mata dan pikiran. Hm…… tak lama kemudian kami tiba di pos 2 yang banyak dinding lautnya. Segera saja kami nyebur dan berkelana menyapa teman para ikan penghuni coral Menjangan ini, si ikan Napoleon besar kecil bercengkrama dengan gemulainya, pasukan teri berbaris turut mewarnai indahnya pesona alam laut. Belum lagi terumbu karang meja yang mulai tumbuh, hanya sayang sekali , para pemula sering kali tidak menyadari bahwa fin/kaki kataknya sudah menghancurkan terumbu2 karang meja itu. Sebaiknya para pemula tidak diajak ke pos 2 ini, karena belum terbiasa dengan keseimbangan tubuh di laut. Mungkin pos 1 atau yang ada puranya akan lebih baik, karena di sana berpasir dan landai. Cukup menjejakkan kaki di pasir bila keseimbangan terganggu. Hm……..

20 menit berlalu , kami pindah ke pos 3 , yang ada restoran daruratnya, nyebur lagi deh…..bermain bersama para ikan. Tanpa terasa waktu menunjukkan jam 12:00, lunch time. Beberapa peserta masih bersemangat ber-snorkling ria, kami yang udah laper pergi menuju daratan ke arah gazebo dan membuka ransum, siap menyantap lunch, perut harus kenyang, Brumbun trekking menanti nih…..wah wah…..tapi lunch Men Tempeh ini buanyak tenan porsinya, 1 besek cukup untuk ber 3 , kalo berdua terlalu banyak. Next time pesen 1 besek untuk ber 3 ajah. Makanan banyak bersisa. Untunglah ada W2 yang siap menghabiskan , untuk jatah malam di Waka Shorea, ya… tidak ada yang mubazir, semua harus dihabiskan tanpa sisa.


Jam 1:00 kami berangkat lagi menuju Brumbun , Gana dan Arum terpaksa pulang duluan, karena masing2 ada acara yang tidak bisa ditinggalkan, sayang sekali. Lanjutlah kami menuju tempat penangkaran jalak Bali , sstttt sstttt……… dilarang bicara keras-keras , karena jalak Bali sangat sensitif. Menurut crita, jalak Bali ini entah bagaimana hijrah ke negeri sakura dan karena populasinya di Bali semakin langka, sehingga dibawa kembali ke Bali, kalo diliat dari warna sih emang kesukaan orang Jepang , soft color bird ,eh….apa hubungannya, gak nyambung dweh…..xi xi xi….. Lanjuttttt………

Trekking awalnya biasa saja, jalanan memang berlika liku tapi bukan rute yang berat, setengah perjalanan tiba-tiba "our ranger" alias si Rudi Langka ini mengatakan , “Apakah semua ingin lihat kerang buesarrrr di atas dan pemandangan yang wah…indahnya? “ Tentu saja semua ,“YES!” Ternyata , undangan tersebut adalah undangan TREKKING ruarbiasa yang menjadi MAIN MENU.

Naik naik naik ke puncak bukit, oughhhh…..dakyu dengan lutut cidera, engsel2 berkreotan dimakan usia juga dengan tertatih2 setengah merayap tetep semangat naik ke atas. Setengah perjalanan maunya berhenti, tapi tanggung rasanya. Mana tadinya waktu snorkling juga lupa diri, forsir abis, walopun udah diisi ransum, tetep aja ngos2an, keringat dingin mulai membasahi tubuh, syukurlah……. akhirnya tiba di puncak Brumbun, dan pemandangan memang indah sekali, terbayar jerih payah merayap ke atas sini. Hm……cantiknya. Indahnya…….!!!!! Lanjut mengintai menjangan dan monyet2 hitam berekor panjang. Ada 2 jenis monyet di sini, si hitam dan si abu2, oh….ada lagi satu monyet besar si Dong Mon, bedanya mereka bergelantungan di pohon2 ….kik kik kik…..terdengar lengkingan suaranya.

Nah….saatnya turun melihat fosil kerang besar yang nempel di karang2 secara alami, dan inilah trekking yang sebenarnya.
OOOOOOOEEEEEEMMMMMJJJJIIIII!

Medannya bener-bener berat, perjalanan bergerak miring menyusuri pinggiran bukit, terpaksa akupun melepas sandal, walaupun tertusuk duri masih mending daripada melorot ke bawah, pohon-pohon agak jarang sehingga sulit mencari pegangan. Saling memperingati dan memberi semangat. Seru , tegang, mendebarkan, ditambah kaki gemetaran sewaktu menuruni lereng terjal, butiran tanahnya bercampur pasir halus, licin. Ella si kecil sangat bersemangat , akupun melihat semangatnya turut terpacu, walopun tertatih-tatih dari gaya merayap, merangkak, nyamping wah…….pokoknya semua gaya bahasa tubuh dikerahkan untuk menjaga keseimbangan. Berasa adrenalin terpacu naik sampe ke ubun-ubun, inilah trekking yang sebenarnya, menurut Strong ini seperti ON2 long trip, wah wah……..medan beratttttt, kalau dulu di Pupuan terasa sangat ringan , kali ini sungguh berat. Devi jatuh terduduk karena kehilangan keseimbangan, demikian pula si Dara. Untunglah walopun ngos2an dan tertatih-tatih ,semua tiba dengan selamat di bawah, hm…. Kaki gemeteran tiba di bawah . Pengalaman yang ruarrrrbiasaaaaa mendebarkan, tapi cukup sekali aja dweh…thanks Rudi dan Arum, tapi next time ,buat kami para lansia ABG (Ampir Baru Gocap) sebaiknya rute-nya jangan berat-berat gini say……hiks hiks….

Pheewww………………!
Jiaaaahhh……perjalanan lanjut menuju Waka Shorea, sempat bertemu rusa-rusa juga , sayang belum bertemu kancil dan babi hutan di sana. Kalo ular dan biawak walopun eksis, tapi mahap, ogahlah nemuin mereka ini. Mendingan lari menjauh lagi. Xi xi xi…..

20 menit berjalan, akhirnya tiba juga di Waka Shorea, segera kami memesan minuman dan segarrrrr rasanya, nyemplung lagi , leyeh2 di laut, bener2 refreshing total. Beberapa orang , W2 & the gangs nginep di Waka Shorea, lainnya jam 16.30 ke boat kembali ke Labuan Lalang untuk seterusnya kembali ke Denpasar.

Badan terutama daerah paha ke bawah terasa remuk redam, senut2 dan linu, mau ditekuk sulit , terasa agak kaku, namun dibandingkan pengalaman trekking yang tegang mendebarkan itu tentulah tidak ada artinya. Ruarrrrrbiasaaaaaa, again n again tengkiu berat buat Arum dan Rudi yang sudah bersusah payah membantu perjalanan ini, jangan kapok, tapi lain kali rutenya jangan berat2 ya………hahahahha……

Dan temen2 lain, yang kali ini berhalangan ikyutan ,next trekking luangkan waktu ya, tujuan trekking adalah desa Gobleg , menyusuri danau Buyan dan kembali dengan kano. Nah……nah , mari kita serahkan ke jeung mungil Arum dengan semangat membaja, untuk memimpinnya,semoga dikau tak keratan ya jeung..... mungkin Agustus atau September ya, tunggu aja yackkk….c u all on next trip ya…..yae yae yae……..!go go go trekking, sapa takyut!!! ssstttss....takut sih tidak , tapi sedikit keder , xi xi xi……☹