Minggu, 31 Juli 2011

Sesaat kembali ke habitat no 2, Jepang

10 hari.... penuh kesan dan pesan. Serasa kembali ke habitat ke 2, tentunya saja habitat pertamaku- my homeland BALI dan kembali ke Jepang as my second homeland, ada rasa missed dengan makanannya yang rasanya soft, lalu kebudayaannya , ada suka ada gak nya juga, tapi selalu memikirkan orang lain terlebih dulu sebelum diri sendiri, merupakan satu kebudayaan Jepang yang sangat kuhargai, kusukai dan merupakan daya tarik magnit yang kuat bagiku . Hm begitu ada tawaran jadi penterjemah , segera saja kutrima, hehehe…..

20 Juli 2011 Rabu

08:30 Pesawat mendarat dengan mulus di Kansai AP , walaupun menurut berita taifun akan datang menyambut kami, ternyata hanya mendung. Syukurlah. Gak kebayang kalau ada taifun pastinya keberangkatan akan tertunda. Kami ber 4, Dewi, Dong Mon, Wayan dan Gede dijemput oleh Mr. Masunaga , Direktur Reiyukai 8 th branch dan Mr. Miyachi. Ada 2 teman Nepal yang pesawatnya tiba bersamaan, Rajiv dan Bhinendra.

Hm…..kuhembuskan nafas kuat-kuat , setelah 5 tahun tidak menginjak Osaka lagi, tak ada yang berubah. Semua masih tetap sama, kendaraan rapi jali, beraturan , mobil tanpa cacat dan jalanan yang mulus. Tidak ada sampah berserakan, Bersih dan rapih. Hm…..tentu saja beda dengan Bali, ya…..tidak bisa dibandingkan , masing2 punya kekurangan dan kelebihannya. Dimana bumi dipijak disana langit dijunjung. Kami menuju Habikino Osaka, di Minorikan tempat kami menginap . Kami diajak mampir makan takoyaki dan minum calpis soda, lalu lebih kurang jam 11 kami tiba di Minorikan. Pintu gerbang terbuka secara otomatis. Terlihat bangunan hall yang besar dan spektakuler, aku tidak melihatnya sebagai kuil , walaupun dalamnya tertata seperti campuran antara gereja dan kuil.


Kami masuk ke dalam penginapan di sebelah hall tersebut, sangat bersih dan rapi. Semua peserta diajarkan menggunakan peralatan /perabot dengan rapi . Selesai mencuci tangan, kami harus mengelap air di wastafel dengan lap handuk yang telah disediakan. Supaya orang lain yang akan menggunakan wastafel merasa nyaman. Ya….. kenyamanan di Jepang adalah segalanya. Untuk itu, kita harus mengembalikan segala sesuatunya sesuai dengan semula. Tidak menunggu orang lain untuk melakukannya, tapi setiap pribadi yang memakai , haruslah berlatih mengembalikannya. Mungkin untuk orang asing , ini terasa sangat merepotkan, namun bila dilakukan setiap hari, tentunya akan menjadi kebiasaan yang baik.

Bertemu pertama kali dengan Mba Ita yang datang dari Jakarta. Selesai makan siang curry rice di dining room, kami diajak pergi ke hotspring/onzen. Wah ini dia yang kutunggu-tunggu, huh…badanku gak sabar menanti ayunan/semburan air panas jacuzzy. NOBEHA (pastinya mudah diingat, hehehe) nama tempat pemandian air panas alami itu. Tentu saja , tempat mandi wanita dan pria berbeda. Teman-teman yang belum pernah masuk ke Hotspring kaget dan malu2 , karena di sana harus bugil semua. Kami membasuh tubuh dulu sebelum menikmati berbagai macam hotspring , ada yang herbal, ada yang hanya airpanas, ada yang di tong-tong seukuran tubuh manusia dll. Pokoknya KIMOCHIIIIIIIiiiii………aliasa nyaman dan fresh. Seluruh linu dan pegal-pegal hilang semua, aliran darah terasa lancar. Hm….senangnya.

Usai hotspring, kami kembali ke Minorikan dan berkenalan dengan teman-teman lain yang datang dari India, Ami, Kakuli, Atul, Surendra. Lalu dari Korea, Park On Ju, Lee Jeom Sun dan Park Eun Joo. Dari Taiwan ada Mr Lee dan Liu san. Dari Philipina ada Lilybeth, Madel, Sava, Nava, Elfie, Marieta, dari Bhutan ada Kesang dan Namgay, lalu Srilangka 2 orang dan Chintaka, dari Amrik ada Ramon, peserta termuda , 17 tahun saja, tapi sangat brilliant dan sangat sosial. Beda banget umur 17 tahun di Amrik dan Indonesia ya, Ramon sangat mandiri dan sudah bisa berpikir dan berpendapat sendiri, gak beda sama orang dewasa lainnya. Kualitas pendidikan sekolah , keluarga dan masyarakat memang sangat berpengaruh membentuk kepribadian seseorang. Total peserta overseas 20 orang.

Berkenalan satu dengan yang lain secara pribadi. Mengesankan. Suara Elfie si Pilipino menyanyikan lagu Sana Ikaw – Tagalog song bagus sekali, phew….

21 Juli 2011 Kamis

08:00 BFS roti dan telur, lalu membaca Sutra di Main Hall, say hello untuk para ancestor masing2, berkenalan dengan para staff Reiyukai 8 th branch, lalu orientasi dan pengarahan pendakian gunung .

13:00 Makan siang RAMEN chasiu, maknyus…….nyam nyam, pasti gendut dah 10 hari ini, hehehe…..

14:00 Sedikit rapat dan persiapan naik gunung

17:00 Departure dari Habikino Hall ke Shin Osaka dengan bis. Makan malam ramen lagi sambil menunggu beberapa staff yang akan ikut mendaki gunung Shichimenzan. Sempat window shopping sebentar di Umeda, tapi sialnya gak bawa duit, sehingga tidak bisa belanja apapun, hanya melihat saja, hm…kuyashi=penasaran, ada banyak barang yang dititipkan dan juga ingin kubeli tapi gak bisa. Ya…. udah pasrah aja, semoga nanti ada kesempatan belanja. Latihan menahan keinginan. Phew.

21:00 Perjalanan lanjut menuju Shizuoka, Minobu city. Zztstststs….zzzzzz…..bobo manis.

22 Juli 2011 Jumat

4:40 Tibalah kami di Minobu City, setelah berdoa bersama 400 peserta lainnya, kami makan pagi ala Jepang, banyak teman-teman overseas yang tidak bisa menikmati BFSnya. Tentu saja makanan Jepang di desa berbeda , sangat alami dan rasanya hanya manis atau asin, akhirnya semua lari ke tempatku, jadi tong sampah pagi ini, hehehe…..enough, kenyang. GB me…. bisa makan tanpa masalah.


6:00 Translator machine dibagikan, oya …sampe lupa aku dateng ke sini bertugas sebagai penterjemah ya, saking asyiknya.Masing-masing dibagikan tongkat karena kota kecil ini yang banyak memorial & spiritual place, juga banyak tanjakan dan turunannya. Pertama, kami berjalan mengunjungi tempat Nichiren Bodhisatwa , lalu ke Kuonji Temple, lalu ke Jotakuji. Perjalanan lumayan jauh, lututku sudah berasa senut-senut dan kreyot-kreyot, besok mendaki gunung pula, apa sanggup. Ada kekuatiran ,juga malu dan rasa takut gak sanggup mendaki, inget terakhir di Brumbun Valley di Taman Nasional udah kewalahan, apalagi mencapai ketinggian 1900 meter, apa gak sadar kekuatan diri ? kalo lutut gak cidera sih sapa takut, ini sakit begini , NEKAT !!! rada2 keder juga sih……hm….masa aku ikut mendaki sih, uh,……. udahlah pasrah aja, what ever will be , will be aja dweh!!!!! Kepalang tanggung……..

Kami naik ropeway menuju Shinkake Temple, hanya 7 menit saja, kalau jalan kaki akan ditempuh dalam waktu 2 jam. Tanjakan sangat tajam, gak kebayang , dulu si pendeta Budha itu naik turun gunung , melakukan perjalanan tersebut setiap harinya untuk berdoa demi orang tua dan leluhurnya. Selama perjalanan , kami juga diminta utnuk mengingat orang tua, leluhur dan mendoakannya.

13:00 lunch yang maknyus , semua tersenyum 2 dapet gorengan udang di penginapan. Terlihat semua lahap makannya. Selesai makan, perjalanan masih dilanjutkan ke Sumise.

15:30 Tiba di Sumise, walking up to Hagoromobo-shi , capenya. Pake nyanyi Namu Myo Horenge Kyo, mantra ini kemanapun tak terpisahkan.

16:45 sampai di Lodging House. Grup kami terbagi 2, Indonesia, bergabung bersama Nepal, India dan Bhutan dan Amrik. Kami membereskan barang –barang bawaan, lalu membaca Sutra, makan malam dan mandi, waktunya tidur. Grup kami terdiri dari Ami, Kakuli, Asaji san, DM , Dewi dan Mb Ita.Di sana sini terdengar suara orang balapan ngak ngik ngok alias ngorok, hahaha…..pada kecapean semua.

23 Juli 2011 Sabtu

03:30 Wake up, wah ngantuknya, tapi sudah harus siap-siap mendaki gunung, badan masih terasa lelah, terasa meriang-meriang juga, please dweh, my body jangan demo dong …….saat kaya gini, jaga muka bos mu ini loh, OMG, masa teler? Gak lah, harus tetep semangat 45 lah. YES! Nti lah waktu pulang , bole lah demo, OK ….DEAL my body…..sippppp……

05:30 start climbing the Shichimen mountain. Sepanjang perjalanan ada 5 tempat istirahat dan 50 batu peringatan yang harus dilalui. Di peristirahatan ke 2 Mb Ita sudah tidak sanggup melanjutkannya. Dengkulku juga terasa mulai protes, wew….mana senut-senutnya mulai menjalar lagi, tapi aku teringat dengan nasihat Miyachi san untuk membaca Okyo-sutra Namu Myo Horenge Kyo, karena gunung ini penuh kesakralan, pastinya sesuatu "miracle" terjadi. Aku percaya, bahwa di dunia cosmos ini pastinya ada kekuatan yang tak terlihat oleh kasat mata kita. Mungkin berupa energi, apapun bentuknya, aku percaya dan yakin aku akan sampai di atas, walopun dengan babak belur. Di depanku ada Kezang si Bhutan yang menyanyi sedemikian kerasnya. Di sebelahku ada Namgay, wah... jadi tenang aja, mereka adalah trekker2 Bhutan pegunungan Himalaya, pastinya medan di Shichimenzan tidak ada artinya, suara mereka begitu keras dan dinyanyikan penuh perasaan . Ruarrbiasa, semangatku juga terbakar. Belum lagi pendakian ritual ini sangat bersahabat, baru jalan 10 menit sudah CHOI CHOI alias istirahat, supaya tidak ada jeda, dan satu sama lain kompak saling tunggu, tidak ada yang saling mendahului. Ada hampir 500 orang laki2 yang naik gunung kali ini, besok baru grup wanita yang akan naik. Ketika ada pendaki gunung lain yang ingin naik, maka panitia saling memberitahu, untuk minggir dan memberikan jalan bagi pendaki lainnya . Ruarrrr biasa, disiplin, inilah Jepang. Inilah Reiyukai. Memberikan orang lain terlebih dulu, baru diri sendiri. Aku merasa nyaman dan sungguh menyukainya. Kepentingan umum nomor 1, alangkah bedanya dengan di Bali, jalan raya/jalan umumpun akan distop untuk kepentingan upacara, embel2 agama, hm……beda moralitas. Aroganitas dan kesadaran untuk mendahulukan kepentingan umum makin tipis saja, dadaku terasa miris. Begitulah kenyataannya.

6 jam setelah pendakian akhirnya kami tiba di puncak gunung Shichimenzan. YES!!!!!!! Akhirnya semua tiba dengan selamat kecuali Mb Ita, karena kondisi tubuhnya tidak memungkinkan untuk tiba di puncak. Apa boleh buat. Namun kami turun lagi berjalan sekitar 5 km, melihat danau dan bersalam ria di temple di bawah gunung, depan Fuji Mountain . Huh …bener2 cape banget dweh…….makan siang sangat hambar, karena di sini puncak gunung dan temple Nichiren tentunya makanannya semua vegetarian, hanya ada nasi putih, sayur lobak dan asinan. Tapi selain orang India , Bhutan, Nepal yang terbiasa hanya makan rasa curry, tentunya amat sangat tidak terbiasa makan makanan ala kuil begini, kami lainnya semua makan lahap. Ya…. kalo gak mau sakit, harus makan, apapun rasanya. Bersyukur masih ada makanan di puncak gunung. Hm…..kenapa tidak bisa menghargai orang yang sudah bersusah payah menyediakan makanan ya……..


15:00 ceremony di puncak gunung tempat Reiyukai mendirikan monumen Kuji Practice, kami peserta pertama kali , diperkenalkan ke para biksu di sana , para ancestor dan ke seluruh peserta lainnya. Lalu diskusi dan forum determination setelah mengikuti acara training ini. Tidak terasa , waktu berjalan terus, acara lanjut dengan makan malam dan masih berlanjut dengan doa yang sahut menyahut , terasa ada suatu kekuatan luarbiasa yang menusuk dan menyebabkan beberapa teman seperti Dewi menangis dengan sedihnya, tanpa disadari, airmatanya mengalir dan mengalir. Dia sempat panik, tapi kusuruh untuk berdoa pada Tuhan YME dan bila memang itu energi negatif mintalah supaya segera enyah, namum bila energi positif mintalah bantuan untuk memberi kekuatan , akhirnya dia menjadi lebih tenang. Menurut Asaji san pembina kami, di puncak gunung ini sangat sakral, jadi ada kemungkinan leluhur Dewi menyapanya langsung, hm….ya who knows….

20:00 Tanpa mandi, karena perempuan dilarang mandi di Nichiren kuil ini, kami hanya cuci muka tanpa sabun (sabun tidak diperkenankan, entah kenapa) jadi kami hanya sikat gigi dan langsung tertidur kecapean.

24 Juli 2011 MINGGU

03:00 Kami pergi ke puncak gunung , di depan Fuji Mountain. Udara terasa sangat dingin menusuk, hampir sejam kami dilatih berdoa dan posisi berdoa diperbaiki . Begitu indah terdengar, saling bersahut-sahutan dalam kegelapan pagi dan aku tidak mengerti, buluku merinding , tanganku bergetar dan begitu terangkat, lalu airmata juga mengalir , terasa begitu sedih dan tidak bisa menahannya secara sadar, airmata merembes turun, terbayang wajah kakek nenekku yang udah RIP, airamata bertambah deras.Di sampingku lebih keras lagi getaran tangannya, di belakangku ada Kezang dan Namgay, angin getaran tasbihnya terasa menari-nari di belakangku, pastinya mereka juga mengalami hal yang sama denganku. Sensational ? ya…..terasa dada berdetak kencang dan hm…….ada 9 orang peserta pertama naik gunung yang mengalami hal ini, selesai acara terasa begitu damai dan hangat, goraiko, matahari pagi muncul di sebelah gunung Fuji, kali ini airmata sadar turun tanpa bisa ditahan, adakah keindahan lebih dari melihat dengan mata kepala sendiri. Banyak peserta yang sudah berkali-kali naik gunung namun jarang bisa melihat sunrise karena tertutup awan tebal di sekeliling gunung, sungguh kami terberkati bisa melihatnya sendiri, namun tak lama kemudian matahari bersembunyi di balik awan. Aku menundukkan kepala mengucap syukur atas berkat ini, banyak peristiwa bercampur aduk dalam kehidupan ini dan salah satunya ini juga merupakan satu proses dalam perjalanan hidup. Mau dibawa kemana hidupku ini , just flow as a water. Who knows, wong aku disuruh jadi interpreter , lha koq malah aku sendiri yang mengalami hal2 ini dst……

Ambil foto sana sini, kembali ke ruangan untuk makan pagi, memberikan penghormatan dan rasa terimakasih pada para biksu di sana dan kami semua mulai menuruni gunung Shichimenzan. Dibandingkan naik, medan turun lebih berat, sungguh bersyukur ada tongkat yang siap menopang langkahku. Sepnajnga perjalanan kami berpapasan dengan anak-anak dan grup wanita lainnya, mungkin ada sekitar 400 orang, saling memberi semangat satu dengan lainnya.

Beberapa peserta , Surendra dan Ami mengalami cedera, dan aku…….. Puji Tuhan Halleluya, tidak satupun terjadi, selamat tiba di kaki gunung dan rasanya puas , lega dan plong, kami disambut teman2 lainnya yang tidak ikut naik gunung. Thanks God….thanks my ancestor yang pastinya sudah membantu diriku menyelesaikan perjalanan pendakian kali ini. Kalo teringat dengan lutut yang goyah dan rasa sakit yang menusuk, sungguh suatu hil yang mustahal , untuk bisa naik gunung ini. Ya …..energi itu ada, kita yakin dan berdoa pasti semua terselesaikan dengna baik, sungguh Puji Tuhan , Halleluya. Again & again….

Kami tiba di penginapan, mandi , bersih2 , makan siang dan lanjut pulang dengan bis ke Habikino. Pelatihan telah usai.

25 Juli 2011 SENIN

Grup 1 tinggal di Minori kan untuk ikut seminar Reiyukai bagi pemula , masing- masing menceritakan kesan dan tujuan nanti pulang ke negara masing2. Semua secara umum merasa sangat bersyukur bisa ikut program pelatihan ini dan ingin bersama mengembangkan Reiyukai di negara masing-masing.

14:00 keasyikan berdiskusi sampai semua telat makan siang, begitu selesai makan siang kami bersiap-siap naik kereta ke Todaiji Temple di Nara, hujan turun membasahi bumi dan kami semua jadi ikut berbasah-basah ria. Wah ….semoga gak teler aja nih, selain kaki yang sakit, meriangku sudah menghilang entah kapan. Hm….

18:00 Dari Todaiji kami mampir sebentar ke Hyakin shop, wah….. borong deh, sayang barang yang kuinginkan tak tersedia di sana. Ini pertama kalinya belanja , acara sedemikian padat sehingga tidak sempat keluar untuk berbelanja. Menelpon temanku tidak sempat. Di sekeliling Minori kan tidak ada toko ataupun telpon umum. Hm….apa bole buat.

26 Juli 2011 Selasa

Berangkat menuju ISE Jingu atau Ise Shrine. Marina chan anak Misako san berumur 6 tahun , lucu dan ikut sepanjang perjalanan nempel terus , demikian pula adiknya Yuki Kun, mungkin melihat drama “paku2 kun” alias sneakers ku yang menganga, jadi nempel terus, hahahha……..


Air di sungai di sini sangat jernih, tiap orang Jepang dalam setahun pasti datang mengunjungi dan berdoa di Ise Shrine ini. Perjalanan lanjut menuju batukarang pasutri iwate, para Bhutanese si Kezang dan Namgay yang sepanjang hidupnya hanya melihat pegunungan Himalaya begitu panik melihat air laut dan mereka mencicipi air laut, dan ……..
A-S-I-N !!!!!! teriak mereka, sungguh bersyukur kami yang lahir di Bali, bisa merasakan air laut, berendam ,snorkling bahkan mencicipi tersedak oleh air laut, bila aku mati dan lahir kembali, kalo memang boleh, aku mau lahir di Bali lagi, hehehehe…..mereka memang kuat di gunung, namun mereka tidak mengerti berenang, baru tahu air laut, makan udangpun terasa aneh di lidah. Namgay tidak bisa makan gurita, lalu kata Kezang, “ya sudah….. anggap aja kamu makan tali sepatumu!” hahahha…….barulah si Namgay berusaha menghabiskannya, semua seafood terasa aneh bagi mereka. Hahahahha…..aya2 wae, masih banyak lagi kebiasaan2 negara lain yang ajaib2 , hahahaha, pokoknya seru ajah!

Makan siang yang mewah. Udong plus seafood, wew……manstabbbb, makanan termewah sepanjang perjalanan ini, nyam nyam nyam, matapun jadi merem melek menikmati hidangan yang tersedia. Maknyus oiiii……..

27 Juli 2011 Rabu

9:30 Selesai BFS , berangkat untuk Outdoor Activities, fishing and BBQ, wew….panitia sungguh berusaha menyenangkan kami semua, sungguh bersyukur. Miyachi san sangat konsen melayani kami semua, dari A hingga Z, sungguh terasa nyaman dan tenteram. Kami memancing di Takigata, kawachi Nagano, ikannya adalah AMAGO si teng2 zakana , ikan air tawar totol2 yang hanya bisa hidup di air bersih. Ikan air tawar yang paling lezat menurutku. Tidak ada bau amis dan juga tidak ada rasa tanah. Ikan ini tidak dijual di supermarket, rasanya gurih,hm……. yang terpancing cukup banyak. Atul banyak mendapatkan ikan. Pesta !!!!!!!! Ruarrrbiasaaaaaa……..nikmat sekali dah….sepertinya ini bukan pelatihan, tapi lebih seperti tamasya. Wew…suasana begitu akrab, kami menyanyi, menari bercanda dan tertawa, hm…. walaupun beda bangsa dan bahasa, tapi “as human being” tetep dengan “L-O-V-E” bisa bersatu dan saling membantu.

15:00 Kembali ke Habikino Hall, siap-siap untuk Welcome Party , siap-siap menyanyikan lagu Bengawan Solo…….Ada banyak sushi, puassssss dweh makannya, perut jadi gendut !!!! nyam nyam nyam…..

28 Juli 2011 Kamis

06:00 berangkat menuju Miroku san, 8 jam perjalanan. Ini adalah gunung pribadi Reiyukai tempat bersemayamnya para Reiyukai founder, ketinggian 850 meter dari permukaan laut. Suasana hening dan nyaman. Sepi sekali, hanya ada rusa sesekali memperlihatkan diri. Selain member Reiyukai, maka tempat ini tertutup untuk umum. Bila mau masuk, harus diantar oleh member lainnya. Selesai makan malam, acara lanjut dengan berdoa, seminar forum dan diskusi diantara seluruh peserta hingga jam 21:00 , lalu berendam di ofuro dan bobo manisssssss……..

29 Juli 2011 Jumat


06:00 Masing-masing peserta memakai baju daerah, ough untung Mb Ita bawa baju daerah 2 pcs, kalo gak aku gak pake baju daerah, lalu sepatu terpaksa minjem punya Atul si India, abis sneakerku sudah menganga, lagian pake kebaya masa pake sneaker sih, hahahahha………..malu dweh!!!
Mirokusan ceremony menceritakan determinasi masing2 peserta negara, lalu berkeliling Miroku san dan jam 13:00 berangkat menuju Shakaden Tokyo (pusat tempat berdoa). Tiba di Tokyo Azabu, ada special program untuk overseas member of 8th branch dan ketika pintu penutup dibuka dengan sound track yang begitu lembut dan mendayu-dayu, diiringi oleh lampu2 yang berpijar sedemikian indahnya, perlahan terlihat sosok patung Bodhisatwa. Entah bagaimana, terasa ada hawa halus membuat airmata kembali mengalir, sungguh tersentuh melihat , mendengar dan merasakannya sendiri, mungkin melalui ceritaku ini tidaklah menggetarkan hati, namun bila ada di sana pada saat dibuka, aku yakin pasti rasa haru biru akan merasuk dan menggetarkan, beberapa teman mengalami hal yang sama. Ami membaca SUTRA dengan suara yang sungguh indah, klop dah , upacara berakhir dengan indahnya.

Malamnya kami beramai-ramai ke Akihabara, electronic market, beberapa belanja di sana, aku mencari toko barang yang akan kubeli, tapi tidak ada, pasrah deh. Lanjut ditraktir ke Oedo Onsen Monogatari. Hot spring termewah di Tokyo, setelah mengganti baju masing2 dengan yukata , kami berkumpul di ruang tengah, bebas memilih makanan yang kami suka, dan membayarnya dengan kunci locker berkode , begitu makanan sudah siap, maka kunci di tangan kami akan berbunyi dan menyala. Ruarrrrrbiasa, semua terkaget-kaget dan terheran-heran…… Memang Jepang sangat canggih. Huahhhhhh…….puas ber onsenria ……..

Grup Indonesia digabung bersama grup Korea, bersebelahan dengan Philipina. Besok kami semua kembali ke negara masing-masing, namum 10 hari bersama sungguh sangat berkesan, rasa terimakasih tak terhingga padaMu Tuhan memberikan kesempatan ini, para ancestor dan juga temen2 semua yang sudah mau bergabung dalam kesempatan ini, seruuuuu……sampai jumpa dalam kesempatan atau proses berikutnya.

N-A-M-U M-Y-O H-O-R-E-N-G-E K-Y-O
I devote my self to the sutra of the lotus blossom of the marvellous law
N-A-M-U M-Y-O H-O-R-E-N-G-E K-Y-O

Tidak ada komentar:

Posting Komentar